Kamis, 05 Februari 2015

Krisis Ekonomi di Amerika Serikat Yang Berdampak ke Seluruh dunia

Krisis Ekonomi di Amerika Serikat Yang Berdampak Ke Seluruh Dunia (Khususnya Negara di Asia Tenggara)


Krisis yang bermula dari sejumlah besar kredit perumahanSubprime Mortgage yang bermasalah di Amerika Serikat. Subprime Mortgage berbeda dengan bentuk kredit perumahan tradisional. Indvidu yang dijadikan pangsa pasar Subprime Mortgage adalah individu yang sebenarnya tidak memiliki kemampuan dalam transaksi kredit. Ketika Bank Federal Amerika (The Fed) menaikan suku bunga pada tahun 2006, Subprime Mortgage mengalami kemacetan. Banyak pemilik rumah yang menyerah karena tidak mampu lagi membayar cicilan utangnya dikarenakan bunga kredit yang juga meningkat dan menyerahkan rumahnya untuk disita oleh bank. Kondisi ini terjadi tidak pada satu atau dua pemilik rumah, tetapi pada banyak pemilik rumah dengan Subprime Mortgage.
Pasar perumahan menjadi oversupply, serta bad debt ratio yangtinggi. Hal ini memberikan dampak yang buruk bagi sektor properti di Amerika Serikat. Kredit macet Subprime Mortgage seharusnya hanya mengoyang sektor properti saja. Namun yang terjadi tidaklah demikian, akibat dari kredit macet ini justru merupakan awal dari krisis ekonomi di Amerika Serikat. Hal ini terjadi karena subprime mortgage masuk dalamAset Backed Securities (Sekuritisasi) yaitu dimana tagihan KPR (KreditPerumahan Rakyat) dijadikan sebagai underlying aset untuk surat hutang (obligasi) yang diperdagangkan secara global. Dengan tidak dibayarkan cicilan KPR oleh para pemilik rumah, maka pembayaran bunga surat utang menjadi terhambat, sehingga nilai surat hutang menjadi jatuh. Lantas yang terjadi adalah bank-bank besar membeli surat-surat berharga tersebut dengan cara meminjam uang dari bank besar lainnya. Sehingga saat Subprime Mortgage gagal membayar berbagai bank akan kehiangan uang dalam jumlah yang besar dan tidak dapat membayarkan utang mereka kepada bank lain.
Seperti permainan domino (efek domino), berbagai perusahaan keuangan terbesar di AS satu per satu mulai berjatuhan,mengalami neraca yag negatif. Interkoneksi sistem keuangan global yang saling terkait, membuat 'efek domino'. Krisis yang berbasis di Amerika Serikat, dengan cepat dan mudah menyebar ke berbagai negara di seluruh penjuru dunia. Sejak awal 2008, bursa saham China anjlok 57%, India 52%, Indonesia 41% (sebelum kegiatannya dihentikan untuk sementara), dan zona Eropa 37%.14 Sementara pasar surat utang terpuruk, mata uang negara berkembang melemah dan harga komoditas anjlok, apalagi setelah para spekulator komoditas minyak menilai bahwa resesi ekonomi akan mengurangi konsumsi energi dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar